Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kota adalah bentuk kota. Bentuk kota adalah pola atau wujud yang terbangun dari sebaran kawasan non pertanian/perkotaan (atau disebut sebagai kawasan terbangun).
Bentuk kota dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
- Pola jaringan jalan
- Daya dukung lahan
- Sebaran sumberdaya alam
- Kebijakan pemerintah
Jenis Bentuk Kota
1. Linier
Perkembangan yang diatur sepanjang ‘Coridor’, yaitu sebuah jari yang merupakan variasi dari bentuk ‘star’. linier merupakan bentuk awal sebuah bentuk kota, linier juga merupakan produk dari revolusi industri, bentuk ini juga memudahkan pergerakan orang dan barang. Contoh : Madrid
2. Spreadsheet/Grid
Bentuk grid ini mempunyai hirarki, dan bergantung satu sama lain. dan setiap grid dihubungkan dengan jalan. Merupakan penyebaran dari pertumbuhan yang sama secara umum tanpa adanya perbedaan yang berarti dan mempunyai pusat lokal utama. Bentuk ini biasanya digunakan untuk kota yang daerahnya datar. Contoh : Los Angeles, Tokyo
3. Octopus/Star Shaped Cities (Bentuk Gurita/Bintang)
Dasar dari bentuk spider web dengan linear radial biasanya mendefinisikan beberapa tipe dari ruangan terbuka. Contoh : Washington D.C. Peranan jalur transportasi pada bentuk ini juga sangat dominan sebagaimana dalam “ribbon-shaped city”. Hanya saja, pada bentuk gurita jalur transportasi tidak hanya satu arah saja, tetapi beberapa arah ke luar kota. Hal ini hanya dimungkinkan apabila daerah “hinter land” dan pinggirannya tidak memberikan halangan-halangan fisik yang berarti terhadap perkembangan areal kekotaannya.
6. Ring/Circuit Lineair or Ring Plan (Bentuk Cincin)
Dalam bentuk ini, sebenarnya terdiri dari beberapa pusat kota yang berkembang disepanjang jalan utama yang melingkar. Di bagian tengah wilayah tetap dipertahankan sebagai daerah hijau/terbuka (open spaces). Masing-masing pusat mungkin dapat berkembang menjadi kota-kota besar. Contoh nyata dari pada “ring cities” adalah “Randstad Holland” di Negeri Belanda, yang menghubungkan pusat-pusat kota Utrecht, Rotterdam, Denhaag, Harlem, Amsterdam dan beberapa kota-kota kecil lainnya.
7. Spider Web
8. The Square Cities (Bentuk Bujur Sangkar)
9. The Rectangular Cities (Bentuk Empat Persegi Panjang)
Melihat bentuknya orang dapat melihat bahwa dimensi memajang sedikit lebih besar daripada dimensi melebar. Hal ini dimungkinkan timbul karena adanya hambatan-hambatan fisikal terhadap perkembangan areal kota pada salah satu sisi-sisinya, (Nelson, 1958).
Pengembangan kota-kota satelit ini dapat berfungsi sebagai penyerap mengalirnya arus urbanit yang sangat besar ke kota utama dengan jalan meningkatkan fungsi-fungsi yang ada di kota-kota satelit sehingga memperluas “working opportunities” nya. Contoh : Kota Stockholm, London, Copenhagen, Jabotabek, Gerbang Kertasusila, Bandungraya. Dalam hal ini terlihat bahwa “concentric development” mendominasi perkembangan areal kekotaannya pada “main urban center” maupun pada kota-kota satelitnya.
Hambatan-hambatan alamia (natural constraints), misalnya : perairan, pegunungan.
Hambatan-hambatan artificial (artificial constraints) : saluran buatan, zoning, ring roads.
Bermacam penyebaran kota secara teratur dengan dibedakan antara jalur umum dan khusus wilayah perkembangan dan ruang terbuka yang merupakan suatu perputaran distribusi. Contoh : Detroit.
13. Ribbon shaped Cities (Bentuk Pita)
14. Stellar Cities (Bentuk Stellar)
Terbentuk karena pertumbuhan kota yang di batasi oleh kondisi fisik topografi misalnya seperti Laut, Gunung dan lain sebagainya.
16. Concellation City
Tidak ada komentar:
Posting Komentar